Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bendungan Besar

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bendungan Besar - Salah Satu program ketahanan pangan di Indonesia adalah infrastruktur pangan yang bertujuan untuk memperkuat jaringan-jaringan irigasi yang ada di wilayah pertanian. Air irigasi tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil pertanian. Untuk menjaga agar irigasi tetap lancar maka dibutuhkan bangunan bendungan besar. Tujuannya adalah untuk menyimpan dan menampung air dalam jumlah besar agar air tetap mengalir ke sawah- sawah warga meskipun di musim kering. 

Untuk mengetahui secara detail fungsi dari bendungan bisa baca artikel Perbedaan Bendung dan Bendungan.

Metode pelaksanaan pekerjaan bendungan


Metode pelaksanaan pada bendungan memang lebih kompleks dibanding dengan bangunan lain. Pada proyek bendungan terdapat berbagai macam jenis pekerjaan mulai dari pekerjaan tanah, struktur, jalan, MEP, arsitektural dan lain sebagainya. Oleh karena itu pada artikel ini akan dijelaskan gambaran secara umum tentang sequence pekerjaan bendungan besar.

Pada semua tipe proyek bendungan memang tidak bisa disamakan dalam hal metode pelaksanaan. Bisa saja bendungan di lokasi A mempunyai metode yang berbeda dengan bendungan di lokasi B. Segi ukuran bendungan juga sangat berpengaruh terhadap metode pelaksanaan.

Sebelum menjelaskan mengenai metode pelaksanaan bendungan besar, terlebih dahulu harus dipahami pekerjaan apa saja yang ada di pekerjaan bendungan antara lain: pekerjaan pengalihan air sungai (pengelak) berupa terowongan atau pun saluran terbuka, pekerjaan galian tubuh bendungan, pekerjaan cofferdam, pekerjaan shotcrete, pekerjaan grouting, pekerjaan timbunan tanah, pekerjaan jalan akses, pekerjaan spillway, struktur tower intake, bangunan outlet, pekerjaan hidromekanikal dan lain sebagainya.

Berikut urutan pekerjaan untuk proyek bendungan besar.

1. Membangun Direksi Keet
Pekerjaan pertama adalah membangun area perkantoran direksi keet. Penentuan lokasi sebisa mungkin tidak terlalu jauh dari lokasi proyek.

2. Pengukuran
Pengukuran merupakan pekerjaan awal sebelum memulai clearing area. Pekerjaan pengukuran terdiri dari penentuan koordinat BM  yang akan dijadikan acuan untuk pekerjaan selanjutnya. Penentuan BM ini harus disepakati antara kontraktor, konsultan dan pemberi jasa yang tertuang di berita acara. Setelah penentuan BM dilanjutkan pembuatan patok-patok CP di area pembebasan lahan.

Pada pekerjaan pengukuran juga diperlukan survey awal topografi untuk membuat kontur tanah. Pengukuran topografi bisa menggunakan alat Total Station atau Drone (Photogrammetry).

3. Clearing dan Jalan Akses
Pekerjaan selanjutnya adalah membersihkan pohon- pohon di area kerja terutama di jalur jalan akses menuju lokasi pekerjaan. Jalan akses ini sangat penting untuk dibangun terlebih dahulu karena digunakan sebagai mobilisasi alat berat dan kendaraan.

4. MC-0
Sebelum memulai penggalian pekerjaan pengelak dilakukan pengukuran MC-0 terlebih dahulu. MC-0 harus disepakati bersama antara kontraktor, konsultan, dan owner. Tujuannya adalah sebagai acuan opnam penghitungan volume pekerjaan galian.

5. Galian Pengelak (Diversion Channel)
Pengelak adalah pekerjaan pada bendungan yang bertujuan untuk mengalihkan air sungai agar area kerja di tubuh bendungan kering dan bisa dikerjakan.

Bangunan pengelak terdiri dari berbagai jenis struktur, ada yang menggunakan saluran terbuka, struktur konduit, dan terowongan.

Pekerjaan galian tanah dilakukan dari elevasi paling atas termasuk pembuatan tebing dengan kemiringan sesuai desain. Pekerjaan ini juga dilakukan secara bertahap. setiap 5m atau 10 m langsung dilakukan perkuatan tebing menggunakan metode Shotcrete.

Galian pengelak akan disisakan pada ujung hulu dan hilir. Agar air tidak langsung masuk ke saluran pengelak. Apabila struktur pengelak menggunakan kanduit maka dilanjutkan pekerjaan struktur.

Yang terpenting saat pekerjaan galian tanah sudah ditentukan terlebih dahulu lokasi disposal.

6. Shotcrete
Pekerjaan Shotcrete bertujuan untuk memperkuat tebing hasil galian agar tidak runtuh. langkah pekerjaannya adalah pertama memasang pipa pipa Wep hole Untuk aliran air tanah. kedua memasang ground anchor bila diperlukan. Selanjutnya memasang besi wiremesh. Yang terakhir adalah menyemprotkan beton shotcrete dengan ketebalan sesuai design. Biasanya ketebalan shotcrete sekitar 10 cm. Untuk lebih detailnya metode shotcrete bisa dibaca pada artikel Pengertian Metode Shotcrete.

7. Cofferdam Sementara dan Pengalihan Air
Cofferdam merupakan timbunan tanah yang bertujuan untuk membendung aliran sungai agar aliran tersebut berbelok ke pengelak. Metode pelaksanaannya adalah pekerjaan galian di ujung pengelak dan timbunan Cofferdam dilakukan secara bersama-sama.

Pekerjaan ini biasanya dilakukan sekaligus untuk ceremonial.

8. Dewatering 
Apabila aliran sungai sudah dialihkan maka pekerjaan selanjutnya adalah dewatering. Dewatering bertujuan untuk memompa genangan air pada area kerja menggunakan mesin pompa air.

9. Galian Tubuh Bendung
Sebelum dilakukan galian tanah di tubuh bendungan, dilakukan pengukuran terlebih dahulu.

Galian tanah langsung menggunakan excavator dan diangkut dengan dumptruck. Sedangkan untuk galian batu biasanya di blasting terlebih dahulu dan dihancurkan dengan excavator breaker. kemudian diangkut dengan dumptruck.

Pada saat galian berlangsung surveyor akan memantau dengan alat ukur. Agar elevasi dasar galian bisa tepat.

10. Grouting
Pekerjaan grouting biasa dilakukan untuk memperbaiki dan memperkuat lapisan tanah. Seperti yang sudah diketahui, bahwa di dalam tanah terdapat lapisan- lapisan dan rongga- rongga yang kosong. Rongga- rongga di dalam tanah harus diisi dengan cairan campuran semen untuk memperkuat lapisan tanah.

Grouting di proyek bendungan bertujuan untuk memperkuat dan menahan air agar tidak melewati bahwa tubuh bendungan.

Pelaksanaan grouting dilakukan pada lokasi galian utama di center line bendungan dengan panjang dan lebar sesuai desain.

11. Timbunan Main Dam
Timbunan merupakan pekerjaan utama pada bendungan. Item pekerjaan ini mempunyai bobot pekerjaan yang besar sehingga perlu direncanakan dari awal mengenai metode timbunan, jalur akses, dan quarry material.

Desain timbunan bendungan terdiri dari beberapa jenis material dan dibagi menjadi beberapa zona. Misalkan zona 1 (clay), Zona 2 (Filter), Zona 3 (Random batu gamping klastik), Zona 4 (Random batu gamping koralin), Zona 5 (Rip rap).

Metode pelaksanaan pekerjaan timbunan antara lain:

  1. Pekerjaan Cofferdam Up Stream adalah cofferdam yang dibangun untuk menahan terjadinya banjir bandang. Cofferdam U/S ini akan menjadi satu kesatuan dengan tubuh bendungan utama. Material dari cofferdam u/s ini terdiri dari Rip rap beton dan material random. 
  2. Pekerjaan contact clay pada zona 1. Sebelum memulai, area zona 1 dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran- kotoran atau sisa galian. Kemudian material contact clay dituang dan dihampar secara manual. Pemadatan hanya bisa menggunakan baby roller atau stamper. 
  3. Penghamparan dan pemadatan timbunan zona 1 (clay). Penghamparan menggunakan bulldozer. Sedangkan pemadatan menggunakan vibro roller dan sheep foot roller. Pemadatan dilakukan per layer. 
  4. Dilanjutkan penghamparan dan pemadatan timbunan zona 2 (Filter), zona 3, zona 4, dan zona 5. 

12. Jalan Di Atas Main Dam
Setelah pekerjaan timbunan selesai, selanjutnya adalah pembuatan jalan akses di atasnya. Mulai dari pekerjaan LPB, LPA, dan Pengaspalan.

13. Tower Intake dan Bangunan Outlet
Pekerjaan tower intake ini berfungsi untuk pengambilan air pada saat sudah beroperasional. Air tersebut akan dialirkan ke hilir dan dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Air. Struktur tower intake dan bangunan outlet menggunakan beton bertulang.

14. Jembatan Tower Intake
pekerjaan selanjutnya adalah membangun jembatan penghubung antara tower intake dengan jalan akses di atas tubuh bendung. 

15. Spillway
Spillway merupakan saluran pelimpah apabila terjadi over flow. Pelimpah ini biasanya menggunakan struktur beton bertulang. Pekerjaan ini bisa dimulai bersamaan dengan tubuh bendung karena dilokasi yang berbeda. Yang terpenting elevasi rencana spillway sudah diketahui. Adapun metode secara umum adalah

  1. Pekerjaan clearing dan pengukuran MC-0
  2. Dilakukan pekerjaan boring untuk mengetahui kondisi di dalam tanah dan jenis lapisan tanah.
  3. Pekerjaan galian tanah dan galian batu 
  4. Pada tebing hasil galian harus diperkuat menggunakan beton shotcrete
  5. Setelah mencapai level dasar galian, dilanjutkan pekerjaan grouting
  6. Memulai pekerjaans struktur mulai dari lantai kerja dan pembesian terutama dinding struktur spillway
  7. Pekerjaan bekisting dinding spillway dengan metode formwork climbing jika terlalu tinggi. Pekerjaan bekisting dibagi menjadi beberapa segmen.
  8. Pengecoran dinding spillway secara bertahap
  9. Pekerjaan struktur lantai 
  10. Pembangunan jembatan di atas spillway yang digunakan untuk akses menuju tubuh bendungan. 

16. Hidromekanikal
Pekerjaan hidromekanikal terdiri dari pemasangan pintu- pintu air, power house, pemipaan, elektrikal dan lain- lain. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan setelah pekerjaan struktur selesai. 

17. Plugging
Plugging adalah pekerjaan penyumbatan saluran pengelak dengan beton bertulang. Tujuannya untuk menyumbat aliran sungai agar bendungan terisi penuh air.

Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan tubuh bendung, spillway, dan intake selesai. Metode pelaksanaannya adalah pengecoran dari dalam konduit menggunakan concrete pump dan dilakukan secara bertahap 1 m.

18. Impounding
Impounding adalah proses pengisian air untuk bendungan. Proses pengisian air dalam bendungan bisa menghabiskan waktu berbulan- bulan agar terisi penuh sesuai kapasitasnya.

Demikian sekilas tentang metode pelaksanaan pekerjaan bendungan besar. Smeoga bermanfaat.

0 Response to "Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bendungan Besar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

youtube

Iklan Bawah Artikel