Jenis-jenis semen untuk kontruksi bangunan

Seperti yang kita tahu bahwa jenis-jenis semen ada berbagai tipe tergantung dari fungsi bangunannya. tipe semen yang umum digunakan adalah tipe 1 untuk pembangunan beton konvensional.
Menurut Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesi (PUBI) 1982, terdapat 5 jenis semen, sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Perbedaan antara jenis yang satu dengan lainnya disebabkan jumlah/prosentase dari 4 komponen utamanya.
Jenis I     : Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain.
Jenis II   : Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang
Jenis III  :  Semen Portland yang dalam penggunaannya menuntut kekuatan awal yang tinggi
Jenis IV  :  Semen Portland yang dalam penggunaannya menuntut panas hidrasi rendah
Jenis V  :Semen Portland yang dalam penggunaannya menuntut persyaratan sangat tahan terhadap sulfat.
Komposisi kimia masing-masing jenis semen (Nawy) seperti pada berikut ini.
Komposisi Kimia Masing-Masing Jenis Semen
Jenis Semen
Kandungan Kimia (%)
C3S
C2S
C3A
C4AF
CaSO4
CaO
MgO
Jenis I
49
25
12
8
2,9
0,8
2,4
Jenis II
46
29
6
12
2,8
0,6
3
Jenis III
56
15
12
8
3,9
1,4
2,6
Jenis IV
30
46
5
13
2,9
0,3
2,7
Jenis V
43
36
4
12
2,7
0,4
1,6

Semen Jenis I digunakan untuk bangunan-bangunan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus.
Semen Jenis II relatif sedikit melepaskan panas, di gunakan untuk struktur besar, untuk konstruksi bangunan dan beton yang terus menerus berhubungan dengan air kotor atau air tanah atau pondasi yang tertanam di dalam tanah yang mengandung air agresif, saluran air buangan dan bangunan yang berhubungan langsung dengan rawa.
Semen Jenis III,  mengandung kadar C3A dan C3S yang tinggi dan butirannya sangat halus, cepat mengalami hidrasi, sehingga mencapai kekuatan awal yang tinggi dalam umur 3 hari. Jenis ini dipergunakan pada daerah dingin, terutama daerah yang mempunyai musim dingin.
Semen Jenis IV, merupakan semen dengan panas hidrasi rendah, dimana kadar C3S  ≤ 35% dan C3A ≤ 5%. Dipergunakan untuk pembetonan yang besar dan masif, seperti bendung, pondasi berukuran besar, dll.
Semen Jenis V, merupakan semen tahan sulfat, digunakan untuk bangunan yang berhubungan dengan air laut, air buangan industri, bangunan yang terkena pengaruh gas atau uap kimia yang agresif dan bangunan yang berhubungan dengan air tanah yang mengandung sulfat yang tinggi.
Selain ke-empat jenis semen tersebut, terdapat Semen Portland Puzolan (PPC), adalah campuran semen portland dengan pozolan, dengan jumlah pozolan 15 – 40% berat total campuran,  dengan kandungan  SiO2 + Al2O3  + F2O3 dalam puzolan minimum 70%. PPC diproduksi dengan cara :
Cara pertama, menggiling secara bersama klinker semen dan puzolan, serta bahan tambah gips atau kalsium sulfat
Cara kedua, dengan mencampur secara merata semen (klinker yang telah digiling dan bahan tambah gips atau kalsium sulfat) dengan puzolan halus.
PPC menghasilkan panas hidrasi yang lebih rendah dari pada semen biasa. Mempunyai sifat ketahanan terhadap kotoran dalam air lebih baik, sehingga cocok dipakai untuk bangunan di laut, bangunan pengairan, dan beton massa.
Penyimpanan Semen Portland
Penyimpanan semen kadang-kadang diperlukan dalam jangka waktu lama, karena itu kualitas gudang tempat penyimpanan dan cara penumpukan semen harus baik sebab dapat menurunkan kualitas semen. Semen dapat dijaga mutunya dalam jangka waktu tidak terbatas, asalkan tidak tersentuh uap air. Karena semen yang berhubungan dengan udara akan menyerap air secara perlahan-lahan yang dapat merusak semen. Penyerapan 1-2% air tidak terlalu mempengaruhi kualitas semen, tetapi dapat memperlambat proses pengerasan dan mengurangi kekuatan. Jika semen diletakkan langsung diatas tanah akan lebih reaktif,  semen lebih cepat menyerap uap air dari kelembaban sekeliling.

Semen curah dapat disimpan dalam silo/kontainer penyimpanan dari baja atau beton yang tingginya 2 meter atau lebih. Umumnya hanya bagian luar setebal ± 5 cm yang mengeras (untuk penyimpanan cukup lama) dan harus dibuang dan tidak boleh digunakan.
Semen dalam kantong dapat juga disimpan dengan aman untuk beberapa bulan jika disimpan dengan baik, diletakkan diatas lembaran alas yang kedap air, dinding dan lantai tidak porous, dengan jarak bebas terhadap lantai ± 30 cm dan jarak bebas antara dinding dengan semen ± 50 cm, serta jendela ditutup sangat rapat. Untuk menghindari pedahnya kantong semen, tinggi timbunan zak semen tidak lebih dari 200 cm. Sekali semen disimpan harus tidak boleh diganggu sampai semen akan dipergunakan.

0 Response to "Jenis-jenis semen untuk kontruksi bangunan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

youtube

Iklan Bawah Artikel